Halaman
133
Bekal Kepribadian
7
Bekal Kepribadian
Materi Pembelajaran
A. Hal-Hal Menarik dari Cerita Rakyat
B. Memberi Pendapat terhadap Suatu Artikel
C. Membaca dan Merangkum Isi Teks
D. Menulis Cerpen Berdasar Kehidupan Sendiri
134
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Bekal
Kepribadian
Mendengarkan
Cerita rakyat
Menyimak pembacaan cerita rakyat
Memahami isi cerita rakyat
Menemukan hal-hal
menarik dari tokoh
Karakternya
Jenis tokoh
Teknik
penggambaran
Berbicara
Berpendapat
isi artikel
Membaca isi artikel
Memahami isi
Menemukan permasalahan
Berpendapat secara santun
Persetujuan
Dukungan
Kritik
Masukan
Membaca
Teks/buku
Memilih teks/buku
Memahami garis besar isi
Menyusun dalam
bentuk rangkuman
Menulis
Cerpen
Mengingat pengalaman yang berkesan
Memahami langkah penulisan cerpen
Menulis cerpen berdasarkan
pengalaman
Pelaku
Urutan peristiwa
Setting
/latar
Menandai bagian penting
Mencatat bagian penting
Membuat kerangka
Bentuk rangkuman
yang baik
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
135
Bekal Kepribadian
A.
Hal-Hal Menarik dari Cerita Rakyat
13.1
Mendengarkan (Sastra)
Tujuan Pembelajaran:
Kamu akan mampu menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang
disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman.
Apakah kamu sering mendengar pembacaan dongeng berupa cerita rakyat?
Atau kamu juga sering menyaksikan dongeng cerita rakyat di televisi atau radio?
Dari cerita yang kamu tonton, dapatkah kamu menemukan hal-hal yang menarik
di dalamnya?
Hal-hal yang menarik dari cerita rakyat tersebut antara lain tema, amanat,
alur,
setting
/latar, dan penokohan. Namun pada pelajaran ini kamu akan berlatih
mengemukakan hal-hal menarik dari cerita rakyat melalui penokohannya saja.
Untuk itu, ikutilah pembelajaran berikut ini!
1. Macam-Macam Karakter Tokoh
Karakter tokoh disebut juga penokohan. Penokohan adalah cara pengarang
menggambarkan dan mengembangkan sifat, watak, dan karakter pelaku dalam
cerita.
Penokohan dalam cerita ada tiga macam, yaitu tokoh
protagonis, antagonis,
dan
tritagonis
.
a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang memiliki karakter baik, disukai,
dan diidolakan pembaca atau pendengarnya.
b. Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang memiliki perwatakan tidak baik, jahat,
dan dibenci pembaca atau pendengarnya.
c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu yang bersifat netral dan penengah,
baik bagi tokoh antagonis maupun protagonis.
2. Mengidentifikasi Karakter Tokoh
Identifikasi karakter tokoh artinya menggambarkan karakter seorang tokoh
pada suatu cerita. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi tokoh ada dua
macam, yaitu teknik analitik dan dramatik.
a. Teknik
analitik
, yaitu karakter tokoh diceritakan secara langsung dan sedetail
mungkin dari segi lahir dan batin.
136
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
b . Teknik d
ramatik
, yaitu karakter tokoh diungkapkan melalui penggambaran
fisik, lingkungan, dialek/bahasa, pola pikir, dan sebagainya.
Sebagai latihan, tutuplah bukumu, kemudian dengarkan pembacaan cerita
rakyat berikut yang akan dibacakan oleh tiga orang kawanmu!
Asal Mula Reog Ponorogo - Jawa Timur
Dahulu kala ada seorang puteri yang cantik jelita bernama Dewi Sanggalangit.
Ia puteri seorang raja yang terkenal di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita
dan sikapnya yang lemah lembut banyak para pangeran dan raja-raja yang ingin
meminangnya untuk dijadikan sebagai istri.
Namun sayang Dewi Sanggalangit nampaknya belum berhasrat untuk
berumah tangga. Sehingga membuat pusing kedua orang tuanya. Padahal kedua
orang tuanya sudah sangat mendambakan hadirnya seorang cucu. “Anakku,
sampai kapan kau akan menolak setiap pangeran yang datang melamarmu?”
tanya Raja pada suatu hari.
“Ayahanda... sebenarnya hamba belum berhasrat untuk bersuami. Namun
jika ayahanda sangat mengharapkan, baiklah. Namun hamba minta syarat, calon
suami hamba harus bisa memenuhi keinginan hamba.”
“Ayahanda, calon suami hamba harus mampu menghadirkan suatu tontonan
yang menarik. Tontonan atau keramaian yang belum ada sebelumnya. Semacam
tarian yang diiringi tabuhan dan
gamelan. Dilengkapi dengan barisan
kuda kembar sebanyak seratus
empat puluh ekor. Nantinya akan
dijadikan iringan pengantin.
Terakhir harus dapat menghadirkan
binatang berkepala dua.”
“Wah berat sekali syaratmu itu!”
sahut Baginda.
Meski berat syaratnya itu tetap
diumumkan kepada segenap
khalayak ramai. Siapa saja boleh
mengikuti sayembara itu. Tidak
peduli para pangeran, putera
bangsawan, atau rakyat jelata.
Para pelamar yang tadinya
menggebu-gebu untuk memperistri
Dewi Sanggalangit jadi ciut
nyalinya. Banyak dari mereka yang
mengundurkan diri karena merasa
tak sanggup memenuhi permintaan
sang Dewi.
Gambar 7.1
Reog Ponorogo kesenian asal
Ponorogo Jawa Timur.
Sumber:
www.google.image.com
137
Bekal Kepribadian
Akhirnya tinggal dua orang yang menyatakan sanggup memenuhi permintaan
Dewi Sanggalangit. Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan
Raja Kelanaswandana dari Kerajaan Bandarangin.
Baginda Raja sangat terkejut mendengar kesanggupan kedua raja itu. Sebab
Raja Singabarong adalah manusia yang aneh. Ia seorang manusia yang berkepala
harimau. Wataknya buas dan kejam. Sedang Kelanaswandana adalah seorang
raja yang berwajah tampan dan gagah, namun punya kebiasaan aneh, suka pada
anak laki-laki. Anak laki-laki itu dianggapnya sebagai gadis-gadis cantik.
Namun semua sudah terlanjur, Dewi Sanggalangit tidak bisa menggagalkan
persyaratan yang telah diumumkan.
Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya memerintah dengan bengis dan kejam.
Semua kehendaknya harus dituruti. Siapa saja dari rakyatnya yang membangkang
tentunya akan dibunuh. Raja Singabarong bertubuh tinggi besar. Dari bagian
leher ke atas berwujud harimau yang mengerikan. Berbulu lebat dan penuh
dengan kutu-kutu. Itulah sebabnya ia memelihara seekor burung merak yang
rajin mematuki kutu-kutunya.
Ia sudah mempunyai selir yang jumlahnya banyak sekali. Namun belum
mempunyai permaisuri.
Raja Singabarong telah memerintahkan kepada para abdinya untuk
mencarikan kuda-kuda kembar. Mengerahkan para seniman dan seniwatinya
menciptakan tontonan yang menarik, dan mendapatkan seekor binatang
berkepala dua. Namun pekerjaan itu ternyata tidak mudah. Kuda kembar sudah
dapat dikumpulkan, namun tontonan dengan kreasi baru belum tercipta,
demikian pula binatang berkepala dua belum didapatkannya.
Maka pada suatu hari ia memanggil patihnya yang bernama Iderkala.
“Hai Patih coba kamu selidiki sampai bagaimana si Kelanaswandana
mempersiapkan permintaan Dewi Sanggalangit. Kita jangan sampai kalah cepat
oleh Kelanaswandana.”
Raja Singabarong menjadi gusar sekali. Ia bangkit berdiri dari kursinya dan
berkata keras.
“Patih Iderkala! Mulai hari ini siapkan prajurit pilihan dengan senjata yang
lengkap. Setiap saat mereka harus siap diperintah menyerbu ke Bandarangin.”
Demikianlah, Raja Singabarong bermaksud merebut hasil usaha keras Raja
Kelanaswandana. Setelah mengadakan persiapan yang matang, Raja Singabarong
memerintahkan prajurit mata-mata untuk menyelidiki perjalanan yang akan
ditempuh Raja Kelanaswandana dari Wengker menuju Kediri. Rencananya Raja
Singabarong akan menyerbu mereka di perjalanan dan merampas hasil usaha
Raja Kelanaswandana untuk diserahkan sendiri kepada Dewi Sanggalangit.
Raja Kelanaswandana yang memerintah kerajaan Wengker berwajah tampan
dan bertubuh gagah. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana. Namun ada
wataknya yang tidak baik, ia suka mencumbui anak laki-laki.
138
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Pada suatu hari Raja Kelanaswandana memanggil semua pejabat kerajaan dan
para pendeta. Ia berkata bahwa ia akan menghentikan kebiasaannya jika dapat
memperistri Dewi Sanggalangit dari Kediri.
Karena mendapat dukungan seluruh rakyatnya, maka dalam tempo yang
tidak begitu lama Raja Kelanaswandana dapat menyiapkan permintaan Dewi
Sanggalangit. Hanya binatang berkepala dua yang belum didapatnya. Patih
Pujanggeleng yang bekerja mati-matian mencarikan binatang itu akhirnya angkat
tangan, menyatakan ketidaksanggupannya kepada Raja.
“Tidak mengapa!” kata Raja Kelanaswandana. “Soal binatang berkepala dua
itu aku sendiri yang akan mencarinya. Sekarang tingkatkan kewaspadaan, aku
mencium gelagat kurang baik dari kerajaan tetangga.”
“Jadi Raja Singabarong akan menggunakan cara licik untuk memperoleh
Dewi Sanggalangit. Kalau begitu kita hancurkan Kerajaan Lodaya. Siapkan bala
tentara kita,” kata Raja Kelanaswadana.
Sementara itu Raja Singabarong yang menunggu laporan dari prajurit mata-
mata yang dikirim ke Bandarangin nampak gelisah. Ia segera memerintahkan
Patih Iderkala menyusul ke perbatasan. Sementara dia sendiri segera pergi ke
tamansari untuk menemui si burung merak, karena pada saat itu kepalanya terasa
gatal sekali.
“Hai burung merak! Cepat patukilah kutu-kutu di kepalaku!” teriak Raja
Singabarong dengan gemetaran menahan gatal.
Burung merak yang biasa melakukan tugasnya segera hinggap di bahu Raja
Singabarong lalu mematuki kutu-kutu di kepala Raja Singabarong.
Patukan-patukan si burung merak terasa nikmat, asyik, bagaikan buaian
sehingga Raja Singabarong terlena dan akhirnya tertidur. Ia sama sekali tak
mengetahui keadaan di luar istana. Karena tak ada prajurit yang berani melapor
kepadanya. Memang sudah diperintahkan kepada prajurit bahwa jika ia sedang
berada di tamansari siapa pun tidak boleh menemui dan mengganggunya, jika
perintah itu dilanggar maka pelakunya akan dihukum mati.
Ketika peperangan itu sudah merembet ke dalam istana dekat tamansari
barulah Raja Singabarong terbangun karena mendengar suara ribut-ribut.
Sementara si burung merak masih terus bertengger mematuki kutu-kutu di
kepalanya, jika dilihat sepintas dari depan Raja Singabarong seperti binatang
berkepala dua yaitu berkepala harimau dan burung merak.
“Hai mengapa kalian ribut-ribut?” teriak Raja Singabarong.
Tak ada jawaban, kecuali berkelebatnya bayangan seseorang yang tak lain
adalah Raja Kelanaswandana. Raja Bandarangin itu tahu-tahu sudah berada di
hadapan Raja Singabarong.
Raja Singabarong terkejut sekali. “Hai Raja Kelanaswandana mau apa kau
datang kemari?”
139
Bekal Kepribadian
“Jangan pura-pura bodoh!” sahut Raja Kelanaswandana. “Bukankah kau
hendak merampas usahaku dalam memenuhi persyaratan Dewi Sanggalangit!”
“Untuk itu aku datang menghukummu!” berkata demikian Raja
Kelanaswandana mengeluarkan kesaktiannya. Diarahkan ke bagian kepala Raja
Singabarong. Seketika kepala Singabarong berubah. Burung merak yang
bertengger di bahunya tiba-tiba melekat jadi satu dengan kepalanya sehingga
Raja Singabarong berkepala dua.
Raja Singabarong marah bukan kepalang, ia mencabut kerisnya dan meloncat
menyerang Raja Kelanaswandana. Namun Raja Kelanaswandana segera
mengayunkan cambuk saktinya bernama Samandiman. Cambuk itu dapat
mengeluarkan hawa panas dan suaranya seperti halilintar.
“Jhedhaaar...!” begitu terkena cambuk Samandiman, tubuh Raja Singabarong
terpental, menggelepar-gelepar di atas tanah. Seketika tubuhnya terasa lemah
dan anehnya tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi binatang aneh, berkepala dua
yaitu kepala harimau dan merak. Ia tidak dapat berbicara dan akalnya telah hilang.
Raja Kelanaswandana segera memerintahkan prajurit Bandarangin untuk
menangkap Singabarong dan membawanya ke negeri Bandarangin.
Beberapa hari kemudian Raja Kelanaswandana mengirim utusan yang
memberitahukan Raja Kediri bahwa ia segera datang membawa persyaratan Dewi
Sanggalangit. Raja Kediri langsung memanggil Dewi Sanggalangit.
“Anakku apa kau benar-benar bersedia menjadi istri Raja Kelanaswandana?”
“Ayahanda... apakah Raja Kelanaswandana sanggup memenuhi persyaratan
hamba?”
“Tentu saja, dia akan datang dengan semua persyaratan yang kau ajukan.
Masalahnya sekarang, tidakkah kau menyesal menjadi istri Raja
Kelanaswandana?”
“Jika hal itu sudah jodoh hamba akan menerimanya. Siapa tahu kehadiran
hamba di sisinya akan merubah kebiasaan buruknya itu,” tutur Dewi
Sanggalangit.
Demikianlah, pada hari yang ditentukan datanglah rombongan Raja
Kelanaswandana dengan kesenian Reog sebagai pengiring. Raja Kelanaswandana
datang dengan iringan seratus empat puluh ekor kuda kembar, dengan suara
gamelan, gendang, dan terompet aneh yang menimbulkan perpaduan suara aneh,
merdu mendayu-dayu. Ditambah lagi dengan hadirnya seekor binatang
berkepala
dua yang menari-nari liar namun indah dan menarik hati. Semua orang
yang
menonton bersorak kegirangan, tanpa terasa mereka ikut menari-nari dan
berjingkrak-jingkrak kegirangan mengikuti suara musik.
Demikianlah, pada akhirnya Dewi Sanggalangit menjadi permaisuri Raja
Kelanaswandana dan diboyong ke Bandarangin di Wengker. Wengker adalah
nama lain dari Ponorogo sehingga di kemudian hari kesenian Reog itu disebut
Reog Ponorogo.
Sumber: Cerita Rakyat Nusantara, Djambatan
140
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Untuk mengukur tingkat pemahaman hasil simakanmu, coba kamu ceritakan
isi cerita rakyat di atas secara ringkas dengan bahasamu sendiri!
Bentuk kelompok bersama dengan empat anggota.
Gurumu akan memutarkan VCD tentang cerita rakyat. Namun bila tidak
ada, carilah buku atau teks cerita rakyat di perpustakaan sekolah atau
internet! Bacakan di depan kelompok lain.
Dengarkanlah dengan saksama, kemudian temukanlah hal-hal yang
menarik dari cerita rakyat tersebut disertai dengan alasan yang santun.
1. Kamu sudah mendengarkan pembacaan cerita rakyat Asal Mula Reog-Jawa
Timur. Coba kamu temukan hal-hal menarik dari hasil simakanmu!
No.
1.
2.
3
4.
5.
Hal Menarik dari Cerita
Tema
Pesan/amanat cerita
Isi cerita
Jalan cerita
Penokohan
a. protagonis
b . antagonis
c. tritagonis
Teknik perwatakan
a. analitik
b. dramatik
Penjelasanmu
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kerjakan di buku tugasmu!
2. Siapakah tokoh yang kamu sukai dan tidak kamu sukai? Berikan
penjelasanmu secukupnya!
1
2
1